Minggu, 16 Maret 2014

Kurang Tidur Berisiko Diabetes

Kurang Tidur Berisiko Diabetes

Sebaik Apa Kualitas Tidur Anda?

Kurang Tidur Berisiko Diabetes
Walaupun Anda sudah mengurangi konsumsi gula maupun makanan yang manis, tetapi masih ada faktor x lain yang mempengaruhi kondisi gula darah Anda.
Deadline pekerjaan memang tidak ada habisnya, sehingga dorongan untuk bekerja lembur dan begadang begitu besar, kebutuhan tidur mau tidak mau diabaikan. Namun dapat dipastikan bahwa kebiasaan tidur yang tidak teratur bisa memicu risiko penyakit diabetes millitus. Jadi kurang tidur berisiko diabetes.
Penelitian yang dilakukan oleh Orfeu Buxton di Boston’s Brigham dan Women’s Hospital menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari lima jam pada malam hari dapat berisiko terkena diabetes tipe-2, yang menyerang dalam jangka waktu yang lama. Begitu juga dengan tipe kerja secara shift rentan terhadap diabetes.
Hasil riset lain menunjukkan bahwa pola tidur berpengaruh pada kadar gula darah, hormon yang mengontrol nafsu makan, bahkan persepsi otak akan makanan berkalori tinggi. Penelitian yang dimuat dalam jurnal The Annals of Internal Medicine menambahkan kurang tidur dapat mengurangi kemampuan sel lemak untuk merespon insulin, hormon yang mengatur metabolisme dan berperan besar pada diabetes.
Pada malam hari, hormon melatonin dan serotonin bekerja aktif untuk membuat tubuh lebih rileks. Saat tidur, kadar gula tubuh menurun, karena gula dalam tubuh banyak dipakai oleh hati pada proses detoksifikasi. Para periset dari University of Buffalo, New York, melakukan penelitian mengenai efek kurang tidur bagi kesehatan. Penelitian ini menemukan bahwa efek tidur kurang dari 6 jam setiap malam dapat mengakibatkan:

  1. Kadar glukosa dalam tubuh tidak bisa diatur dengan efisien.
  2. Meningkatkan hormon perangsang nafsu makan hingga 28 persen. Itu sebabnya kita cenderung lebih sering mengemil atau merasa lapar di tengah malam atau saat begadang.
  3. Mengurangi toleransi tubuh terhadap glukosa.
  4. Meningkatkan produksi kortisol, yaitu hormon yang diproduksi ketika stres. Saat tubuh memproduksi hormon stres seperti seperti kortisol dan adrenalin secara terus menerus, sistem syaraf dan pankreas akan cepat lelah, sehingga memicu rasa lapar dan menaikkan kadar gula dalam darah.
Semua faktor inilah membuat kita semakin sulit menjaga berat badan sehat dan sulit menjaga kadar gula dalam darah. Padahal masalah kelebihan berat badan adalah salah satu penyebab utama diabetes. Bahkan, menurut penelitian yang dilakukan University of Utah bahwa tidur kurang dari 6 jam setiap malam akan meningkatkan resiko diabetes hingga 34 persen.
Secara umum manusia dewasa membutuhkan waktu tidur antara 7 hingga 9 jam sehari. Salah satu parameter untuk mengukur apakah kualitas tidur kita sehat atau tidak adalah kondisi di saat bangun tidur di pagi hari, apakah tubuh kita terasa segar bugar dan tidak mengantuk di siang hari. Jika saat bangun tidur Anda merasa segar, itu berarti kualitas tidur Anda sehat, begitupula sebaliknya, jika bangun tidur, Anda merasa lemas dan tidak bertenaga, hmmm, saatnya memperbaiki kualitas tidur Anda.
Ada beberapa cara untuk memperbaiki kualitas tidur kita, mulai dari:
  • membatasi konsumsi kafein dan nikotin,
  • menghindari alkohol sebagai alat bantu tidur,
  • merasa rileks sebelum waktu tidur,
  • menjaga ketenangan dan cahaya kamar tidur, dan
  • usahakan untuk tidak menonton TV atau makan di kamar tidur.
Hidup adalah pilihan. Kesehatan adalah salah satu aset yang harus dirawat, jangan sampai kita rela tidak tidur, mengorbankan kesehatan demi mengejar kesuksesan materi.

4 komentar:

  1. good.tpi amb sering lah jrg tidur.begadang.hha

    BalasHapus
  2. cocok kis awak galak begadang

    BalasHapus
  3. ada tips menghindari diabetes? soalnya pekerjaan saya benar-benar menyita waktu

    BalasHapus